Halaman

Senin, 13 Juni 2011

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN 4


TUGAS PERENCANAAN PENGAJARAN BIOLOGI


Dosen Pengasuh Mata Kuliah:
Bapak :M.Nasir Tamalene Spd Mpd


OLEH 
NAMA            :  ANGRIANI
                                                
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (F.K.I.P)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2011




PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

By
Angriani


Abstrack
Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai guru. Sedangkan Pengelolaan Pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses panjang yang dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian dan penilaian. Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas. Tujuannya dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui pengelolaan Pembelajaran. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah Library Research (penelititan kepustakaan) dimana literatur yang digunakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan). Literatur yang dimaksud yaitu dari buku dan internet.


Kata kunci : Pengelolaan Pembelajaran dan pengelolaan kelas
 


MANAGEMENT LEARNING

By
Angriani

Abstract
Classroom management is one important skill to master teachers. While the Management of Learning is a process to achieve the learning objectives. To achieve the learning objectives required a long process that begins with planning, organizing and rating. Classroom management is different from the learning management. More emphasis on learning management planning activities, implementation, evaluation and follow-up in a lesson. While classroom management is more related to efforts to create and maintain optimal conditions for the occurrence of building rapport and learning process, cessation of the behavior of students who distort the class's attention, the provision of rewards, completion of tasks by students in a timely manner, the establishment of a productive group norms) , therein includes an arrangement of people (students) and facilities. The purpose of writing this article is to investigate the management of Learning. The method used in this study is the Library Research (observation bibliography) in which literature is used by using the literature. The literature in question is from the book and the Internet. In generaly, training and learning that is differently but, it has some function training is more strong aspect whole the role of learning is more powerfull of proces in subject learning. But both of them, were doing in craft  for achieve purpose of learning.

            Keywords: Management learning and classroom management


 A.    PENDAHULUAN

Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai guru. Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Yang berhubungan dengan minat, kehendak, percakapan, kegiatan-kegiatn mereka sekaligus berhubungan dengan sarana dan prasarana pengajaran yang digunakan dalam PBM.
Pengelolaan kelas ( classroom management ) berdasarkan pendekatan menurut Weber diklasifikasikan kedalam dua pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter dan pendekatan permisif. Berikut dijelaskan pengertian dari masing-masing pendekatan tersebut. Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengkontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat ( Weber ). Bagi sekolah atau guru yang menganut pendekatan otoriter, maka dalam mengelola kelas guru atau sekolah tersebut menciptakan iklim sekolah dengan berbagai aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh warga sekolah/ kelas. Walaupun menggunakan pendekatan otoriter, berbagai aturan yang dirumuskan tentu saja tidak hanya didasarkan pada kemauan sepihak dari pengelola sekolah /kelas saja, melainkan dengan memasukan aspirasi dari siswa. Hal ini penting mengingat aturan yang dibuat diperuntukan bagi kepentingan bersama, yaitu untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Kedua pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan untuk siswa melekukan berbagai aktivitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Pengertian kedua ini tentu saja bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut pandangan permisif, fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktivitas di dalam kelas, tanpa harus merasa takut dan tertekan.
B.     METODE

Metode yang digunakan yang digunakan dalam artikel ini adalah Library Research (penelititan kepustakaan) dimana litaratur yang digunakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan) berupa sumber dari buku dan internet.

C.    PEMBAHASAN

1.      Pengertian Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi. Selain itu Pengelolaan juga berarti proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain. Dalam pengelolaan tercakup minimal 3 hal, yakni perencanaan, pengorganisasian dan evaluasi. Sedangkan Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction yang diartikan sebagai suatu upaya untuk membelajarkan subyek didik. Pembelajaran merupakan proses mengatur lingkungan agar subyek didik belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang didimilikinya. Aspek terpenting dari pembelajaran adalah membelajarkan siswa. Bukan memberikan pelajaran kepada siswa. Pembelajaran adalah proses pembelajaran antara guru dan murid. Kegiatan ini di dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah PBM (Proses Belajar Mengajar).
Pengelolaan Pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses panjang yang dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, waktu dan personel yang diperlukan. Sedang pengorganisasian merupakan pembagian tugas kepada personel yang terlibat dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran, pengkoordinasian, pengarahan dan pemantauan. Pengelolaan dan pembelajaran dapat dibedakan tapi memilki fungsi yang sama. Pengelolaan tekannya lebih kuat pada aspek pengaturan ( management ) lingkungan pembelajaran, sementara pembelajaran ( instruction ) lebih kuat berkenaan dengan aspek mengelola atau memproses materi pelajaran. Pada akhirnya dari kedua aktivitas tersebut, keduanya dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang sama yaitiu tujuan pembelajaran.
Contoh aspek pengelolaan, jika di dalam kelas terdapat gambar yang di anggap kurang baik atau tidak apada tempatnya untuk ditempelkan di dinding karena akan menggangu konsentrasi siswa dalam belajar, maka guru tersebut memindahkannya dan menempatkan pada tempat yang di anggap paling cocok. Adapun pembelajaran, jika diperoleh siswa yang mengelami kesulitan belajar untuk materi-materi tertentu, maka guru mengidentifikasi sebab-sebabnya, dan membantu siswa mengahadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya itu.

2.      Pengelolaan Guru
Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas yaitu sebagai berikut :
a.       Peranan guru dalam pengelolaan kelas adalah
a)      Memelihara lingkungan fisik kelas
b)      Mengarahkan/membimbing proses intelektual dan sosial siswa di dalam kelas dan
c)      Mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efisien dan efektif.
b.      Sedangkan tugas-tugas guru dalam mengelola kelas adalah
a)      Sebagai manajer
b)      Sebagai pendidik dan
c)      Sebagai pengajar.
c.       Dalam mengelola kelas sering ditemui kendala-kendala yang dapat menghambat terjadinya proses pembelajaran yang efisiendan efektif. Kendala ini bisa datang dari guru, bisa juga dari siswa dan bisa juga dari faktor lingkungan.
d.      Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif selain menerapkan prinsip-prinsip pengelola juga kiat-kiat untuk mengatasi kendala tersebut yaitu
a)      Guru tidak boleh campur tangan yang berlebihan terhadap siswa.
b)      Guru jangan sampai kehilangan konsentrasi yang dapat menimbulkan kesenyapan atau pembicaraan terhenti dengan tiba-tiba.
c)      Hindari ketidak tepatan menandai dan mengakhiri suatu kegiatan artinya guru harus tepat waktu.
d)     Guru harus dapat mengelola waktu, baru hal ini dapat menimbulkan penyimpangan yang berkaitan dengan disiplin diri siswa dan
e)      Berilah penjelasan yang jelas, sederhana, sistematis dan tidak bertele-tele atau mengulang-ulang penjelasan karena dapat menimbulkan kebosanan.
3.      Prinsip - Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:
·         Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya.
·         Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan.
·         Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.
  • Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya.
  • Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan.
  • Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.
  • Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber.

4.      Pendekatan – Pendekatan Pengelolaan Kelas
a.      Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.
b.      Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
c.       Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
d.      Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
e.       Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.


f.        Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral. Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
g.      Pendekatan Sosio-Emosional<��� �� �7 Cspan style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.
h.      Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.
i.        Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.

5.      Pengertian pengelolaan kelas
Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan meciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagai terjadinya proses belajar mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan sengaja kita lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan khusus pengajaran. Sedangkan menurut Sudirman N.(1991 : 31), pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunkan potensi kelas. Karena itu kelas mempunyai fungsi dan peranan tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif. Maka agar dapat memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dkelolah sebaik-baik mungkin oleh guru
A.     Kondisi dan situasi belajar
Ø  Kondisi Fisik
a.       Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
·    Jenis Kegiatan (dalam kelas / di ruang Praktikum )
·    Jumlah Siswa yang melakukan Kegiatan
b.  Pengaturan tempat duduk
·Berbaris
·Pengelompokan
·Setengah Lingkaran
·Berbentuk Lingkaran
·Individu
·Ruang kelas yang tidak normal

c.       Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa anatara lain jendela yang cukup besar agar cahaya matahari masuk dan udara sehat.

d.      Pengaturan penyimpanan barang – barang
Penyimpanan barang hendaknya disimpan ditempat khusus yang mudah dicapai, dan diatur sedemikian rupa sehingga barang–barang tersebut segera dapat digunakan
 kondisi emosional.
a)      Tipe Kepemimpinan
Type Otoriter (dictator) yang dengan kondisi ini siswa hanya akan aktif kalau ada guru sedangkan kalau tidak ada maka tidak akan aktif. Aktivitas belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut banyak perhatian dari guru. Type demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan antara siswa dan guru. Sikap ini dapat membantu. Menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang optimal. Sikap Guru. Sikap guru menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa dapat diperbaiki
b)      Suara Guru
Hendaknya dengan suara yang rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh.
c)      Pembinaan Raport
Dengan hubungan baik guru dan siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat.

e.       Administrasi teknik
a)   Absensi
Pengelolaan absensi hendaknya dilakukan secara periodik
b)   Tempat bimbingan siswa
 Ruangan khusus untuk keperluan bimbingan siswa yang dilakukan guru, wali  kelas, atau guru pembimbing sekolah.
c)       Tempat Baca siswa
d)      Tempat Sampah
e)       Catatan Pribadi Siswa
Dengan Catatan Pribadi Siswa, guru akan mengenal siswa secara lengkap termasuk latar belakang kehidupan siswa.

B.     Dimensi pengelolaan kelas
a.       Dimensi Pencegahan
Dimensi Pencegahan (preventif) dapat merupakan tindakan guru dalam mengatur siswa dan peralatan atau format belajar mengajar yang tepat. Dalam rangka pembinaan pengelolaan di sekolah kita dapat menempuh berbagai usaha anatara lain :
·         Meningkatkan Kesadaran diri dari guru
·         Meningkatkan Kesadaran Siswa
·         Sikap Tulus daru guru
·         Menemukan dan pengenalan alternatif pengelolaan
·         Membuat Kontrak Sosial
b.      Dimensi Tindakan (action)
Dimensi indakan merupakan kegiatan yang dilakukan guru bila terjadi masalah pengelolaan. Adapun hal yang bisa dijadika pertimbangan bagi guru adalah :
·         Lakukan tindakan dan bukan Ceramah
·         Gunakan “Kontrol” Kerja
·         Nyatakan peraturan dan konsekuensinya
c.       Dimensi Penyembuhan
Dimensi Penyembuhan dimaksudkan untuk membina kontrak social yang tidak jalan. Bentuk dari situasi ini :
·         Siswa melanggar sejumlah peraturan sekolah
·         Siswa menolak konsekuensi
·         Siswa menolak sama sekali aturan khusus yang sudah dibuat dan lainnya
d.      Langkah –langkah yang dilakukan :
·         Membuat rencana
·         Menentukan waktu pertemuan
·         Pemecahan masalah / kontrak individual

1)      Komponen-Komponen Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas dilakukan untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran zang lebih berkualitas. Oleh karena itu pendekatan atau teori apapun zang dipilih dan zang dijadikan dasar dalam pengelolaan kelas, harus diorientasikan pada terciptanya proses pembelajaran secara aktif dan produktif. Untuk mendukung proses pembelajaran tersebut, maka unsur-unsur pengelolaan meliputi dua tindakan, yaitu ;
a. Model tindakan
a)      Preventif , yaitu upaya yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinza gangguan dalam pembelajaran. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. . Implikasi bagi guru melalui kegiatan preventif ini yaitu sedini mungkin guru mengidentifikasi hal-hal atau gejala-gejala zang dianggap akan mengganggu pembelajaran,

Beberapa upaya atau keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mendukung terhadap tindakan prteventis antara lain :
a.       Tanggap /peka, sikap tanggap ini ditunjukan oleh kemampuan guru secara dini mampu dengan segera merespon terhadap berbagai perilaku atau aktivitas yang di anggap akan mengganggu pembelajaran atau berkembangnza sikap maupun sifat negatif dari siswa maupun lingkungan pembelajaran lainnya.
b.      Perhatian yaitu selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun segala sesuatu zang muncul. Perhatian merupakan salah satu bentuk keterampilan dan kebiasaan zang harus dimiliki oleh guru.
a)         Refrensif, keterampilan refrensif tidak diartikan sebagai tindakan kekerasan seperti halnya penanganan dalam gangguan keamanan. Keterampilan refrensif sebagai salah satu unsur dari keterampilan pengelolaan kelas.


b)      Modifikasi tingkah laku
·         Modifikasi tingkah laku yaitu bahwa setiap tingkah laku dapat diamati. Oleh karena itu bagaimana dengan tingkah laku yang muncul dengan positif, guru memberi respon positif agar kebiasaan baik itu lebih kuat dan dapat dipelihara.
·         Pengelolaan kelompok, untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikutsertakan beberapa komponen atau unsur yang terkait.
·         Diagnisis yaitu suatu keterampilan untuk mencari unsur-unsur yang akan menjadi penyebab gangguan maupun unsur-unsur yang menjadi kekuatan bagi peningkatan proses pembelajaran.

2)   Masalah Pengelolaan Kelas
Masalah pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Meskipun seringkali perbedaan antara kedua
kelompok itu hanya merupakan perbedaan tekanan saja. Tindakan pengelolaan kelas  seorang guru akan efektif apabila Ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula. Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel membedakan empat kelompok masalah pengelolaan kelas individual yang didasarkan asumsi bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya pencapaian tujuan pemenuhan keputusan untuk di terima kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri. Adapun masalah-masalah yang dimaksud sebagai berikut :
  1. Kurang kesatuan dengan adanya kelompok-kelompok,pertentangan jenis kelamin
  2. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misanya ribut, bercakap cakap, pergi ke sana kemari, dan sebagainya.
  3. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut bermusuhan, mengucilkan, merendahkan kelompok bodoh  dan sebagainya.
  4. Kelas mentolerir kekeliruan teman-temanya, menerima dan mendorong perilaku siswa yang keliru.
  5. Mudah bereksi negatif/terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamu tamu,iklimyang berubah dansebagainya.
  6. Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga dengan alat kurang,kekurangan uang,dan sebagainya.
  7. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah,seperti tugas tambahan,anggota kelas baru,situasi baru dan sebagainya.

Lois V. Johnson dan Mary A. Bany mengemukakan 6 kategori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas. Masalah-masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut :  
a. Kelas kurang kondusif  
b. Kelas mereaksi negative terhadap salah seorang anggotanya
c. Membesarkan” hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok
d. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap
e. Semangat kerja rendah
f. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru

 

PENUTUP

a.      Kesimpulan
Dari pemaparan artikel di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai guru. Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas. Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatan menurut Weber diklasifikasikan kedalam dua pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter dan pendekatan permisif. Pengelolaan Pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses panjang yang dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian dan penilaian. Pengelolaan dan pembelajaran dapat dibedakan tapi memilki fungsi yang sama. Pengelolaan tekannya lebih kuat pada aspek pengaturan (management) lingkungan pembelajaran, sementara pembelajaran (instruction) lebih kuat berkenaan dengan aspek mengelola atau memproses materi pelajaran. Pada akhirnya dari kedua aktivitas tersebut, keduanya dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang sama yaitiu tujuan pembelajaran.

b.      Saran
Seorang guru yang berhasil yaitu guru yang mampu mengelolah kelas dengan baik, oleh karena itu guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) harus mampu untuk mengelolah kelas dengan baik agar semua siswa yang ada di dalam kelas dapat belajar dengan optimal dan guru juga harus dapat mengatur sarana pembelajaran serta mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal. Selain itu juga dalam PBM guru harus mengetahui bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktivitas di dalam kelas, tanpa harus merasa takut dan tertekan.

PENDAPAT PENULIS

Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari dan bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Hari ini anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya, dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Karena itu, kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap mental, dan emosional anak didik. Selain itu penataan ruang kelas, pengaturannya bisa berdasarkan tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia, dan kepentingan pelaksanaan cara belajar siswa aktif. Selain itu juga dalam belajar anak didik memerlukan tempat duduk. Tempat duduk juga mempengaruhi anak didik dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Bila tempat duduk bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, tidak berat, bundar, persegi panjang, dan sesuai dengan postur tubuh anak didik, maka anak didik dapat belajar dan menerima pelajaran dengan baik. Dan sebaiknya tempat duduk anak didik itu tidak terlalu besar agar mudah diubah-ubah formasinya sesuai keinginan misalkan formasi melingkar pada saat pembentukan diskusi. Ini menunjukkan bahwa penataan ruangan kelas/pengelolaan kelas dapat menunjang kenyaman dalam PBM.
 

DAFTAR PUSTAKA


Aldag, Ramon J. & Stearns, Timothy M. 1987. Management. Cincinanti : South- Western Publishing Co.
Arikunto, Suharsimi. 1991. Pengelolaan Kelas dan Siswa, Sebuah Pendekatan Evaluatif, Cet. II. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Davies, Ivor, K. 1987. Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV Rajawali Pres.
Hadiat. (1984). Pengelolaan Kelas. Bandung : Depdikbud P3G IPA.
Hersey & Blanchard. 1993. Management of organizational behavior – utilizing human resources . Sixth Edition. New Jersey : Prentice Hall International. Inc.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar